Home / Study Kasus Pajak

Selasa, 21 September 2021 - 16:30 WIB

Study Kasus Pajak 01: Penghasilan tidak di lapor Pajak

Study Kasus Pajak 01: Pajak penghasilan atas harta yang belum di laporkan di SPT

Tarif Pajak

Tarif Pajak yang di ditetapkan berdasarkan PP No 39 Tahun 2017 sebagai berikut:

  1. Wajib Pajak berbentuk badan sebesar 25% (dua puluh lima persen);
  2. Wajib Pajak orang pribadi sebesar 30% (tiga puluh persen); dan
  3. Wajib Pajak tertentu sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen).

Contoh : 1 (Study Kasus Pajak 01)

Tuan A merupakan pengusaha katering. Pada Tahun Pajak 2015, Tuan A hanya menerima penghasilan berupa

1. penghasilan usaha katering sebesar Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final; dan

2. penghasilan sebagai pembawa acara di televisi sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final.

Apabila terhadap Tuan A diterapkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini maka penghasilan bruto Tuan A perlu untuk diuji sebagai berikut:

PPh atas pengungkapan harta

Mengingat Tuan A menerima penghasilan bruto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada Tahun Pajak 2015 sebesar Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) maka tarif yang berlaku bagi Tuan A berdasarkan PP No 39 Tahun 2017 adalah sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen).

Contoh : 2 (Study Kasus Pajak 01)

Tuan Mantrie merupakan karyawan yang menerima gaji dari perusahaan tempat bekerja.

Tuan Mantrie tidak melakukan usaha dan/atau pekerjaan bebas. Pada Tahun Pajak 2015, Tuan Mantrie menerima penghasilan berupa:

Baca Juga :  Soal Latihan Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan

1. gaji sebesar Rp 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final;

2. bunga deposito sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final; dan

3. sewa tanah dan bangunan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.

Apabila terhadap Tuan Mantrie diterapkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini maka penghasilan bruto Tuan Mantrie perlu untuk diuji sebagai berikut:

Pajak penghasilan atas harta yang belum di laporkan di SPT

Mengingat Tuan Mantrie menerima penghasilan bruto selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada Tahun Pajak 2015 sebesar Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah) maka tarif yang berlaku bagi Tuan Mantrie Berdasarkan PP No 39 Tahun 2017 sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen).

Contoh : 3 (Study Kasus Pajak 01)

Tuan Mantrie merupakan karyawan yang menerima gaji dari perusahaan tempat bekerja. Selain itu Tuan Mantrie merupakan pengusaha jasa pencucian motor.

Pada Tahun Pajak 2015, Tuan Mantrie menerima penghasilan berupa:

1. gaji sebesar Rp 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final;

2. penghasilan usaha pencucian motor sebesar Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final;

Baca Juga :  Pajak Penghasilan Luar Negeri

3. bunga deposito sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final; dan

4. sewa tanah dan bangunan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.

Apabila terhadap Tuan Mantrie diterapkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini maka penghasilan bruto Tuan Mantrie perlu untuk diuji sebagai berikut:

Study Kasus Pajak 01

Mengingat Tuan Mantrie:

1. menerima penghasilan bruto yang bersumber selain dari usaha dan/ataupekerjaan bebas sebesar Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah); dan

2. memiliki jumlah penghasilan bruto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada Tahun Pajak 2015 sebesar Rp 1.675.000.000,00. maka tarif yang berlaku bagi Tuan Mantrie berdasarkan PP No sebesar 12,5% (dua belas koma lima persen).

 

Apabila ada pertanyaan silahkan kirim melaui pesan email yang telah di sediakan di website ini.

jika waktu penulis tidak terlalu sibuk, insyaallah akan di jawab dengan cepat.

Baca Juga : Jenis dan Tarif Pajak yang berlaku di Indonesia

Agar tidak ketinggalan informasi Pajak dari penulis silahkan langsung download Aplikasi pajak khusus untuk smartphone android di link ini : Belajar Pajak.Apk

Share :

Baca Juga

Study Kasus Pajak

Soal Latihan PPh Pasal 21 Brevet A/B
Study Kasus Pajak 3 : Pemotongan PPh 21 Salah Setor

Study Kasus Pajak

PPh 21 Salah Setor
SOAL LATIHAN PPH ORANG PRIBADI

Study Kasus Pajak

SOAL LATIHAN PPH ORANG PRIBADI
Solusi Bebas Pajak Dividen

Study Kasus Pajak

Solusi Bebas Pajak Dividen
Koreksi Fiskal Positif dan Negatif merupakan penyesuaian pada laporan laba rugi secara fiskal, yang timbul saat penyusunan Laporan SPT Tahunan.

Study Kasus Pajak

Koreksi Fiskal Positif dan Negatif
Kecurangan dalam Perpajakan

Study Kasus Pajak

Kecurangan dalam Perpajakan
• Soal Latihan Ketentuan Umum Perpajakan Brevet Pajak A/B • Soal Latihan Pajak Orang Pribadi Brevet Pajak A/B • Soal Latihan Pajak Penghasilan Brevet A/B • Soal Latihan Pengantar Pajak •

Study Kasus Pajak

Kuis PPh Pasal 21 Brevet Pajak A/B
Soal Latihan USKP AB

Study Kasus Pajak

Soal Latihan USKP AB